Billy

5 Maret 2014

Tadi di MOG saya bertemu seorang Bapak.
Umurnya skitar 55 tahun.
Dia sedang menemani anaklaki-lakinya yang mengidap autis berkeliling mall.
Anaknya bernama Billy, berumur 16tahun.
Katanya, Billy telah mengidap autis sejak ia dalam kandungan.
Billy saat ini tidak menempuh pendidikan. Dia berhenti sekolah sejak kelas lima SD. Sejak saat itu sampai sekarang, ia sama sekali tidak pernah bersekolah lagi.
Beliau tadi bercerita bahwa dia sering ke mall untuk temenin anaknya bermain.
Si Billy ini suka sekali bermain di mall.
Biasanya Billy mendengarkan musik dan bermain di  timezone saat sedang berkunjung ke mall.
Bahkan, beliau mengatakan bahwa Billy pernah berada di mall dari pukul 11 pagi sampai pukul 9 malam. “Ngalah2in orang kantoran aja”, kata Bapak.
Tapi, dari raut mukanya, Bapak tersebut tetap saja sabar.
Sama sekali tidak ada raut wajah lelah yang terlihat di mukanya. beliau tetap saja setia menemani anaknya yang sedari tadi sibuk berjoget sambil mendengerkan lagu dari handphonenya.
Aku salut kepada Bapak .
Bagaimanapun kondisi anaknya, beliau tetap setia menemani. Beliau selalu berusaha memenuhi kebutuhan anaknya. Segalanya dikorbankan untuk anaknya. Beliau tidak malu dengan kondisi anaknya.
Aku salut. Aku bangga.
Kasih sayang orang tua memang tidak ada habisnya, tidak ada tandingannya.
Tidak ada yang bisa mengalahkan kasih sayang mereka.

Mendengar kisah Bapak tadi, aku tiba-tiba merindukan Bapak dan Mama.
Kedua orang tuaku.
Mereka juga pasti merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan Bapak tadi.
Rasa sayang mereka untukku pasti juga tidak ada tandingannya.
Mereka menyayangiku apa adanya.
Tanpa pamrih.
Tulus.
Murni dari dalam diri mereka.
Pak, Ma, aku bersyukur memiliki kalian.
Aku mencintai kalian juga lebih dari hal apapun di dunia ini.
Terima kasih telah bersedia menjadi orang tua untukku.

Tepat 22 tahun yang lalu

Kamis, 7 Agustus 2014

Tepat hari ini
Dua puluh dua tahun yang lalu
Kau dilahirkan ke dunia ini
Dari rahim seorang ibu yang aku yakin dia pasti ibu yang hebat

Kali ini aku hanya ingin berterima kasih padamu
Terima kasih karena telah terlahir di dunia ini
Terima kasih karena telah ada di dunia ini
Terima kasih karena telah mengisi hariku dengan berbagai candamu
Mungkin kau menganggapnya biasa saja
Tapi, andai kau tahu, candamu lah yang membangkitkanku saat aku terpuruk dulu
Dan kini candamu telah mejadi segalanya untukku
Terima kasih